Anak Usia Sekolah Menjadi Tumpuan Kualitas Bangsa
Jakarta–
Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang akan
menjadi tumpuan kualitas bangsa dalam kontesk sumberdaya manusia yang
akan datang. Kelompok usia anak sekolah di Indonesia berjumlah sekitar
66 juta atau 28% dari jumlah penduduk menurut hasil sensus penduduk
2010.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal
Bina Gizi dan KIA, dr.Anung Sugihantoro, M.Kes, ketika membacakan
laporan panitia dalam penyelenggaraan acara Dialog dengan para pemenang
Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Tahun 2014 di Aula Leimena, gedung
Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin (18/8).
Pada kesempatan ini, Menteri Kesehatan
RI dr. Nafsiah Mboi, Sp.A,MPH, memberikan pengharaan kepada 24 sekolah
tingkat TK, SD, SMP dan SMA di seluruh Indonesia sebagai pemenang Lomba
Sekolah Sehat Tingkat Nasional Tahun 2014. Selain sekolah, sebanyak 24
puskesmas pembina Usaha Kegiatan Sekolah (UKS) pemenang juga mendapat
penghargaan dari Menkes.
Para pemenang LSS, antara lain TK Budi
Mulia Pandean Sari, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY sebagai
pemenang kinerja terbaik tingkat TK/RA. Pemenang kategori pencapaian
terbaik tingkat TK/RS yakni TK Negeri Pembina Jaro, Kecamatan Jaro,
Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
Pemenang kategori kinerja terbaik
tingkat SD/MI adalah SD Ngrukeman, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,
DIY. Pemenang kaegori pencapaian terbaik tingkat SD/MI adalah SD Kemala
Bhayangkari, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimatna
Timur.
Pemenang kategori kinerja terbaik
tingkat SMP/MTs adalah SMPN 4 Sidoarjo, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur. Pemenang kategori pencapaian terbaik tingkat
SMP/MTs adalah SMPN 2 Bandung, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung,
Jawa Barat.
Pemenang kategori kinerja terbaik tingkat SMA/SMK/MA adalah SMKN 4
Bandar Lampung, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Kota Bandar Lampung.
Sedangkan pemenang kategori pencapaian terbaik tingkat SMA/SMK/MA adalah
SMAN 2 Unggul Sekayu, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin,
Sumatra Selatan.
Lomba Sekolah Sehat (LSS) diikuti oleh
83 sekolah yang berasal dari 22 provinsi di Indonesia. Secara rinci
diikuti oleh 17 TK/RA, 22 SD/MI, 22 SMP/MTs, dan 22 SMA/SMK/MA.
Masalah kesehatan anak usia sekolah
sangat kompleks dan bervariasi. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa
26,4% anak usia kelompok SD/SMP menderita anemia gizi yang dapat
berpengaruh pada prestasi belajar. Di samping itu Riskesdas juga
melaporkan perilaku berisiko yang dilakukan oleh kelompok usia anak
sekolah, seperti merokok pada 18,3% anak usia 15-19 tahun, kurang
aktivitas fisik pada 35,4% anak usia 15-19 tahun, kurang mengonsumsi
sayuran pada 95% anak usia 13-15 tahun, tidak menggosok gigi secara
benar pada 92,3% anak usia 13-15 tahun, dan tidak mencuci tangan dengan
benar pada 80% anak usia 13-15 tahun.
Kondisi ini diperparah dengan banyaknya
jajanan yang tidak memenuhi syarat lingkungan sekolah. Laporan BPOM 2013
menunjukkan bahwa sekitar 31,8% panganan dan jajanan anak sekolah
(PJAS) yang dijual di lingkungan sekolah dasar mengandung bahan
berbahaya.
Upaya Kesehatan Sekolah merupakan wadah
lintas sektor yang strategis untuk memecahkan masalah-masalah kesehatan.
Pelaksanaan UKS perlu didukung dengan sumber daya yang mencukupi, baik
sumber daya manusia maupun pembiayaan yang berasal dari semua sektor
terkait, baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain itu, peran
puskesmas dari wilayah sekolah pemenang juga sangat penting karena
merupakan bagian dari Tim Pembina UKS tingkat kecamatan.
’’Dari sumber APBN Kesehatan,
pelaksanaan UKS di daerah dapat didukung dengan dana Dekonsentrasi dan
dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK),’’ ujar Menkes.
sumber : http://www.gizikia.depkes.go.id/sekretariat/anak-usia-sekolah-menjadi-tumpuan-kualitas-bangsa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar